Si Montok Tante Anna
Diawali dengan masuknya aku
ke salah satu kampus yang
kebetulan memang tempat
cita-citaku sebagai ahli
komputer. Pada tahun 1994,
kepindahanku dari Jakarta
Barat ke Bandung, tepatnya
aku tinggal di daerah
perumahan yang dulu pernah
ditinggali kedua orang tuaku,
dan sekarang aku tinggal
bersama pembantu dan
seorang anak kecil.
Beranjak dari kehidupanku
yang jauh dari kedua orang
tua dan aku baru saja memiliki
motor untuk mendukungku
berangkat ke kampus. Aku
mulai terbiasa dengan
kehidupan bertetangga dan
aku sering dipanggil untuk
membantu tetangga dekat
yang kadang kuperhatikan
sepertinya adalah seorang
wanita beranak satu dan
suaminya jarang di rumah.
Usianya kira-kira 32 tahun, di
sini namanya aku samarkan
saja yaitu Anna. Aku
memanggilnya Tante Anna.
Satu tahun sudah aku tinggal,
di akhir tahun 1995 aku mulai
merasakan gejolak nafsu yang
amat sangat terhadap wanita.
Pada suatu malam aku mulai
merasa ingin sekali bermain/
bertamu ke rumah tante Anna
namun aku selalu tidak berani
dan merasa takut kalau nanti
suaminya akan datang dan aku
akan dikomentari tidak baik.
Bulan itu adalah bulan Januari
1996, usiaku pada saat itu
baru 19 tahun dan tepat pada
bulan Januari tanggal 20 aku
genap 20 tahun. Di sini aku
mengkisahkan hal sangat nyata
yang terjadi dalam diriku.
Malam itu malam JumEat, cuaca
sangat tidak mendukung dan
tiba-tiba hujan sangat deras
dengan diikuti angin kencang.
Aku sangat sedih dengan
kesendirianku, karena malam ini
adalah malam kelahiranku. Aku
duduk-duduk seorang diri
sambil menghisap rokok
kesukaanku, namun malam
semakin tidak mendukung
karena cuacanya. Aku
berusaha mencari kesibukan
dengan membaca-baca buku
pelajaran, tiba-tiba aku
dikejutkan dengan bunyi pagar
samping yang khas, seorang
wanita menghampiriku yang
ternyata adalah tetangga
sebelahku (Tante Anna).
"Ada apa tante?" aku mulai
bertanya.
"Bob, (namaku) tolong dong
pasangin lampu kamar saya di
rumah,"
Ternyata lampu kamar tante
Anna putus dan aku disuruh
memasangkannya. Lalu aku
mengikutinya dari belakang
menuju rumahnya melalui pintu
belakang. Di saat aku
mengikutinya aku sempat
terangsang dengan
sentuhannya pada saat
memasuki pintu belakang,
karena ternyata dia tidak
menggunakan bra dan aku
sempat gemetar.
Sementara ini aku
berkonsentrasi dengan
permintaanya agar aku
memasangkan lampu di dalam
kamarnya. Setelah selesai
kukerjakan, cepat-cepat aku
keluar kamarnya dan berusaha
tenang, kemudian aku diminta
untuk duduk dulu minum kopi
karena kopinya sudah
disuguhkan. Aku duduk sambil
melihat tayangan TV dan aku
lihat anaknya yang baru satu
sedang tidur pulas di depan TV.
Kemudian tidak berapa lama
baru anaknya dipindahkan ke
kamar. Sekarang tinggal aku
dan tante Anna berdua di
ruangan tengah.
Waktu sudah menunjukkan
pukul 22.30 dan aku minta izin
untuk pulang namun aku
dicegah, ia memintaku
menemaninya ngobrol. Lama
kelamaan aku mulai mengantuk
dan dimintanya aku untuk
rebahan dan diambilkannya
bantal dan aku menurut saja.
Ia bercerita bahwa tadi ada
telepon dari temannya,
katanya ia ditakut-takuti
karena sekarang malam JumEat
ada hantu kalau sendirian di
rumah.
Asyik juga lama-lama acara
mengobrolnya hingga tanpa
kusadari tante Anna mulai
mendekatiku dan meletakkan
kepalanya di paha sebelah
kiriku, karena aku rebahan
agak di belakang dari tante
Anna. Perasaanku mulai tak
karuan, jantungku berdebar
sangat keras serta sekujur
tubuhku dingin. Karena baru
pertama kali ini aku
diperlakukan seperti itu (aku
masih perjaka). Tiba-tiba
tangan tante Anna mulai
bergerak menuju
selangkanganku, dan
meremasnya kemudian
mengusapnya. Saat itu aku
memakai celana pendek
berbahan lemas.
"Hei, Bob!, ini kamu kok
bangun?" tanya tante Anna.
Saat itu aku sangat malu dan
tidak bisa berkata-kata lagi.
Kemudian Tante mematikan
lampu dan memintaku pindah
ke kamarnya dengan
menarikku ke atas tempat
tidur. Pikiranku sangat kacau
dan sangat gugup saat tiba-
tiba aku dipeluk dan ditindih
kemudian diciumi. Hingga pada
saat bibirku dikulumnya aku
mulai panas dan terangsang
amat sangat.
Lama aku dibuatnya terlena
dalam kemelut yang dibuatnya.
Hingga tante itu mulai
menuruni lekuk tubuhku sampai
pada selangkanganku dan
membuka celanaku. Sesaat
kemudian seluruh pakaianku
sudah terlepas dan apa yang
terjadi ternyata penisku
dimasukkan ke mulutnya. Aku
merasa sangat tegang dan
memang baru pertama kali aku
mengalami hal seperti ini.
Dengan lembut dan penuh
penghayatan, penisku
dipegangnya, kadang dijilatnya
kadang dihisapnya namun juga
kadang digigitnya hingga
sampai pada buah zakarku
juga di kulumnya.
"Bob, jangan keluar dulu ya?"
ujarnya dengan mulutnya yang
tertutup oleh penisku.
"Akh.. Mmnyamm"
Aku sudah dapat membaca
bahwa tante sangat haus akan
sex. Seperti orang yang lama
tidak bersetubuh hingga
dengan ganasnya aku mulai
ditindihnya dan aku mulai
merespons. Dengan naluri
rangsangan, aku dorong Tante
Anna kemudian aku buka
pakaiannya secara perlahan
sambil menciuminya, kemudian
kulumat teteknya yang tidak
begitu besar namun masih
kencang. Aku hisap dan
kumain-mainkan lidahku di
sekitar puting susunya, Tante
Anna mulai terangsang sambil
menggeliat-geliat dan menekan
kepalaku agar aku lebih keras
lagi menghisapnya.
Lama aku bermain di sekitar
payudaranya sampai akhirnya
aku disuruh menjilat bagian
yang sensitif di antara
selangkangannya. Aku mulai
sedikit mengerti. Dengan
dibantu tangannya, aku
mengerti yang mana yang
harus aku jilat dan kulumat.
Hingga pada akhirnya aku
ditariknya kembali ke atas
sampai aku menindihnya dan
dadaku menekan toketnya
yang semakin agak keras. Lalu
aku didorong ke sampingnya
dan aku mulai ditindihnya
kembali namun sekarang tante
Anna memegang penisku yang
semakin keras kemudian
dengan perlahan tante Anna
membimbingnya memasuki liang
kenikmatannya.
Posisi tante Anna berada di
atas seperti orang naik kuda,
menggoyang-goyangkan
pinggulnya dan kadang menaik
turunkan bokongnya. Lama
sekali dia bertahan pada posisi
itu, hingga akhirnya Tante
menjerit kecil menahan sesuatu
namun sambil mencengkeram
bahuku..
"Akhh, Bob, saaya keluar nih,
ahh.. Ahh.. Ohh.. Bob kamu
belum keluar ya?"
Kemudian aku membalikkan
tubuhnya dan sekarang aku
ganti berada di atasnya
dengan penisku masih
menancap di liang kenikmatan
itu. Aku mulai menyerang, dan
sekarang aku
mengeluarmasukkan penisku.
Lalu aku mengambil posisi
duduk di antara
selangkangannya sambil
mengocoknya. Suara yang
keluar dari mulut Tante Anna
membuatku sangat terangsang.
"Bob, yang keras dong, lebih
cepat kamu kocoknya," kata
tante sambil memegang kedua
tanganku. Aku merasa belum
akan sampai, tapi tiba-tiba
tante Anna mulai menggeliat-
geliat sangat kasar hingga aku
dipeluknya.
"Bob, ah.. Saya mau keluar
lagii. Bob.. Ahh.. Ohh Bob"
Lalu aku disuruhnya mencabut
penisku dan tante Anna keluar
menuju kamar mandi. Tidak
berapa lama dia kembali dan
membawa kain basah lalu
mengusapkannya di penisku
yang mulai lengket. Kemudian,
tante Anna mulai menaiki
tubuhku kembali dan
memasukkan penisku ke
vaginanya yang ternyata
sudah kering. Ia memulai
dengan gerakan lambat dengan
menggoyangkan pinggulnya
maju mundur dan aku
kemudian diminta berposisi di
atas.
Sekarang aku yang mencoba
memasukkan penisku ke dalam
vaginanya dan mulai bereaksi
namun sangat seret dan
terasa penisku dijepitnya. Aku
mencoba memasukkannya lebih
dalam dan menekan penisku
agar lebih masuk kemudian aku
mencoba dengan perlahan
kugerakkan maju mundur
diiringi goyangan pinggul Tante
Anna, sesekali kedua pahanya
mengapit rapat. Lama aku
mulai merasakan terangsang.
Dengan mengulum toketnya
aku mulai bereaksi dan aku
mulai merasa ingin keluar.
Akhirnya aku keluar dengan
diiringi jeritan kecil tante Anna
yang ternyata juga keluar
bersamaan sampai aku tak bisa
menahan diri. Kemudian aku
langsung dipeluknya erat-erat
dan tidak boleh mencabut
penisku sampai aku tertidur.
Terdengar suara samar-samar
dari kejauhan, orang sudah
ramai di luar seperti tukang
roti dan lainnya. Aku
terbangun dan kulihat tak ada
seorangpun di sampingku
dengan pintu kamar masih
tertutup rapat dan hordeng
jendela masih tertutup. Aku
sempat kaget dan kulihat
diriku dalam keadaan tanpa
sehelai benang pun yang
menempel di kulitku. Aku
berusaha mencari pakaianku
yang tadi malam dilempar ke
sisi spring bed Tante Anna. Tak
berapa lama kemudian Tante
Anna membuka pintu dan
masuk kembali ke kamar.
"Bobby! Kamu sudah bangun?"
"Ya.." jawabku sambil melihat
seluruh tubuh Tante Anna
yang ternyata baru selesai
mandi dengan hanya
menggunakan handuk.
Handuk itu hanya menutupi
sebatas toketnya dan pangkal
pahanya yang putih
merangsang. Lalu aku duduk di
pinggir tempat tidur sambil
memandangi pemandangan
yang indah itu. Tiba-tiba saja
penisku yang sudah loyo
bangun kembali, namun
kuurungkan niatku untuk
bermain di pagi hari. Dengan
cepat aku keluar dari kamar
menuju kamar mandi.
Selesai dari kamar mandi aku
masuk kembali ke kamar tidur
untuk minta handuk, tapi
ternyata yang kulihat di dalam
kamar, Tante Anna belum juga
berpakaian sementara handuk
yang melekat di tubuhnya
sudah tidak ada. Aku pandangi
terus tubuh tanpa busana itu,
lalu aku mendekatinya dan
sempat kucium bahunya, namun
dengan gerakan yang cepat
sekali aku didorongnya ke atas
tempat tidur oleh tante Anna
dan tanpa basa basi lagi
dikulumnya lagi penisku hingga
basah oleh liurnya.
Pagi ini ternyata aku sudah
mulai on kembali oleh kuluman,
hisapan, dan belaian tante
Anna pada penisku. Lalu aku
dimintanya berdiri dan melumat
toketnya yang sudah agak
mengeras pada putingnya yang
berwarna agak kemerahan.
Kujilat, kuhisap kadang
kuremas pada toket yang
satunya. Kembali aku didorong
dan ditindihnya lalu.. Bless..
Slepp.. Ternyata penisku sudah
digiringnya masuk kembali ke
liang kenikmatannya. Dengan
agresif dan penuh nafsu,
digoyangkannya maju mundur
pantat Tante Anna hingga aku
pun mengiringinya dari bawah,
sambil kuremas-remas kedua
toketnya dengan kedua
tanganku.
"Ah.. Aah.. Ahh.. Ohh, Booby
saya puaas ssekalii. Bob, saya
mau.. Keeluaar.. Ahhohh.."
Lalu Tante Anna mencabut
penisku dari memeknya dan
membersihkannya dengan kain
di sekitar, kemudian aku
dengan ganasnya memasukkan
kembali senjataku lalu
kugoyang-goyangkan lalu
kutekan kembali hingga Tante
Anna menjerit kecil..
"Aahh.. Oohh, Bobb.. Mentok
nih? Terus bob tekan punya
kamu, oh Bob!"
Lama sekali aku memainkan
Tante Anna, kemudian aku
mencoba kembali dengan posisi
Doggy Style. Tante Anna sambil
membungkukkan badannya di
atas kasur kucoba untuk
memasukkan penisku dan
Blees.. Slepp..
"Ahh, Bobb.. Terus Bob,
Masukin sampai dalam, oh
Bobb.. Yang kasar Bob"
Lalu dengan cepat aku memaju
mundurkan pantatku hingga
aku sudah tidak tahan lagi.
Dan kemudian aku sudah
sampai pada dimana
kenikmatan itu terasa sampai
ujung rambut. Dan cairan yang
kukeluarkan tidak kubuang
keluar.
Setelah selesai, aku mulai
merasa letih dan sangat lapar.
Aku mencoba beristirahat
sebentar, kutatap langit-langit
yang ada di kamar itu. Kuatur
nafasku perlahan dan kupeluk
kembali Tante Anna, kuusap-
usap toketnya lalu aku
mencoba menghisap-hisap pelan
hingga sampai kumain-mainkan
dengan tanganku.
"Bob, udah ah, nanti lagi".
Lalu aku lepaskan tanganku
dan aku langsung bangun
menuju kamar mandi. Pukul
07.15 aku sudah rapi, lalu aku
minta izin untuk pulang.
Setelah itu aku mulai dengan
pekerjaanku di rumah. Di dalam
rumah aku sempat berfikir
tentang apa yang telah terjadi
semalam dengan Tante Anna.
Malam pun tiba, aku seperti
biasa ada di rumah sambil
menyaksikan tontonan TV.
Tiba-tiba pintu samping ada
yang mengetuk dan kubuka,
ternyata Tante Anna membawa
makanan buatku. Dengan
senyumnya aku ditawari makan
lalu aku diciumnya, namun
tangan tante Anna kembali
menggerayangi penisku. Aku
terangsang tapi niatku untuk
bersetubuh lagi dengannya
tertunda karena aku ada janji
dengan teman.
*****
Cerita ini aku sudahi dulu,
namun so pasti, kejadian yang
kualami ini selalu terulang
setiap malam bahkan kadang di
siang hari pada saat anaknya
sudah berangkat sekolah.
Terkadang di siang hari sambil
memutar film BF kami bermain
dengan mengikuti apa yang
ada di adegan film tersebut.
Lama kelamaan aku mulai
terbiasa dan banyak yang aku
pelajari dari permainan sexku
dengan Tante Anna.
Komentar
Posting Komentar